Love is Journey

Kamis, 30 Januari 2014

Tak Jadi Bermalam





 


Teringat kisah camp yang sangat menyeramkan satu tahun yang lalu bersama kawan-kawan SMA ku. Ketika itu kami camp ke Talaga Bodas, sebuah telaga yang cukup eksotis di daerah Garut. Hampir mirip dengan kawah putih yang berada di Ciwidey Kab.Bandung cuma bedanya Talaga Bodas agak sedikit lebih kecil di banding kawah putih.

Singkat cerita pada sore harinya kami pun sampai di Talaga Bodas. Dan kami langsung bergegas membagi-bagi tugas untuk mempersiapkan semuanya, ada yang memasang tenda, ada yang memasak dan ada yang mencari kayu bakar. Kebetulan sekali pada saat itu saya dan teman saya kebagian mengambil kayu bakar ke bukit-bukit yang mengelilingi telaga itu, pada saat itu keadaan langit mulai gelap sepertinya akan turun hujan. Saya dan teman saya pun mempercepat pencarian kayu bakar tersebut sebelum nantinya basah terkena hujan. Cukup menyeramkan memang, melihat pohon-pohon yang tinggi dan sangat rindang tersebut. 

Sedang asyik-asyik nya mengambil kayu bakar tiba-tiba saya dan teman saya mendengar suara teriakan laki-laki yang cukup gaduh, diikuti dengan suara anjing yang sepertinya cukup banyak. ‘’Mayat, Mayat’’ teriak suara laki-laki tersebut, kami pun bergegas untuk mendekati sumber suara. ‘’kenapa pak?’’ tanyaku. Si bapak-bapak tersebut menjawab dengan nafas yang terengah-engah ‘’ada mayat de di atas bukit itu (sambil menunjuk ke arah bukit yang di maksud)’’. Ternyata si bapak adalah seorang pemburu musang yang pada saat di perjalanan pernah bertemu dengan kami. Dia membawa sekitar empat ekor anjingnya. Si bapak pun langsung pergi untuk melaporkan kejadian tersebut kepada yang berwajib. Saya dan teman saya pun langsung kembali ke tempat kemah sebari membawa kayu bakar yang belum terlalu banyak kami dapatkan. Saya pun menceritakan hal ini kepada teman-teman saya yang lainnya.

Sempat kami berenam berdebat untuk memutuskan kemah ini akan di lanjutkan atau tidak. Karena ada teman kami yang ternyata memaksa ingin pulang setelah mendengar kejadian ini, mengingat pada saat itu yang mendirikan kemah di Talaga Bodas hanyalah kelompok kami saja, artinya tidak ada lagi yang berkemah selain kami disana. Namun setelah teman-teman yang lain mencoba menenangkan teman saya yang ingin pulang tersebut, mengingat hari sudah mulai gelap dan keadaan pun sedang turun hujan pada saat itu, akhirnya kami pun memutuskan untuk berkemah semalam saja disini dan besok pagi kami langsung berencana untuk pulang.

Sekitar pukul pukul 22.00 ketika kami sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba datang sekelompok orang yang menghampiri tenda kami. Aaahh begitu kagetnya kami, ternyata itu adalah para warga yang dikerahkan oleh kepolisian daerah sekitar untuk membantu proses evakuasi mayat yang tadi ditemukan di atas bukit. Begitu senangnya kami, seakan ada cahaya yang datang menerangi kami di gelap dan seramnya tampat ini.

Teman kami yang tadi sore mengajak kami untuk pulang, menyarankan kembali kami untuk pulang saja, dengan cara kita menumpang mobil rombongan warga atau polisi yang pada saat itu sedang mengevakuasi mayat.  Kami pun berunding kembali untuk berencana ikut pulang dengan rombongan tersebut. Akhirnya kami pun setuju dengan saran teman kami kali ini. Setelah di kaji bersama memang lebih baik kita pulang saja, karena keadaan di telaga pada saat itu cukup mencekam. Ditambah banyak sekali gangguan dari hewan liar disana, terutama babi hutan yang sesekali mendekati tenda kami karena mencium harumnya makanan yang kami masak. Cukup banyak memang babi hutan pada saat itu yang menunjukan wujudnya secara terang-terangan kepada kami dan hal tersebut semakin membuat kami ketakutan.

Kami pun akhirnya mencoba untuk meminta bantuan kepada polisi dan warga agar kami bisa ikut pulang dengan rombongan mereka ke kota. Tetapi sungguh kecewanya kami pada saat itu ternyata mobil polisi dan mobil yang di tumpangi oleh warga sudah sangat penuh sesak. Kami pun kebingungan, karena pada saat itu perlengkapan kemah sudah kami bereskan termasuk tenda yang kami pakai tadi. Kami pun mencoba melobi pak polisi agar kami bisa di ikutkan pulang dengan rombongan bagaimana pun caranya. Tetapi tetap saja mobil yang dipakai sudah benar-benar penuh sesak. 

Saat kami sedang berbincang dengan para polisi, dari kejauhan rombongan tim evakuasi datang dengan membawa mayat yang sudah terbungkus dengan kantung mayat kepolisian. Mendekat ke arah kami dan memasukan mayat tersebut kedalam mobil jenazah. Pada saat itu polisi menyarankan kami agar ikut bersama mobil jenazah saja untuk pulang. ‘’ade-ade ikut saja dengan mobil jenazah ini, jangan sampai berkemah disini pokoknya’’ kata salah seorang polisi. Wooww luar biasa keadaan ini memacu adrenalin keberanian kami. Apa mau dikata kahirnya kami pun setuju dengan tawaran pak polisi ini. kami bergegas masuk kedalam mobil jenazah itu, yang didalamnya sudah terbaring sesosok mayat yang tadi sore ditemukan di atas bukit. Kami pun memulai perjalanan menuju kota Garut untuk membawa mayat ini kerumah sakit umum di Garut untuk di otopsi. Jalanan cukup curam, dipenuhi dengan turunan dan tikungan yang sangat tajam. Sesekali si mayat bergeser ke arah saya karena begitu terjal dan curamnya jalan.

Haah akhirnya pukul 01.00 dini hari kami tiba di Rumah Sakit umum kota Garut. Dan bergegas pulang ke rumah teman saya yang terdekat disana !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar