Teringat
kisah camp yang sangat menyeramkan satu tahun yang lalu bersama kawan-kawan SMA
ku. Ketika itu kami camp ke Talaga Bodas, sebuah telaga yang cukup eksotis di
daerah Garut. Hampir mirip dengan kawah putih yang berada di Ciwidey
Kab.Bandung cuma bedanya Talaga Bodas agak sedikit lebih kecil di banding kawah
putih.
Singkat
cerita pada sore harinya kami pun sampai di Talaga Bodas. Dan kami langsung
bergegas membagi-bagi tugas untuk mempersiapkan semuanya, ada yang memasang
tenda, ada yang memasak dan ada yang mencari kayu bakar. Kebetulan sekali pada
saat itu saya dan teman saya kebagian mengambil kayu bakar ke bukit-bukit yang
mengelilingi telaga itu, pada saat itu keadaan langit mulai gelap sepertinya
akan turun hujan. Saya dan teman saya pun mempercepat pencarian kayu bakar
tersebut sebelum nantinya basah terkena hujan. Cukup menyeramkan memang,
melihat pohon-pohon yang tinggi dan sangat rindang tersebut.
Sedang
asyik-asyik nya mengambil kayu bakar tiba-tiba saya dan teman saya mendengar
suara teriakan laki-laki yang cukup gaduh, diikuti dengan suara anjing yang
sepertinya cukup banyak. ‘’Mayat, Mayat’’ teriak suara laki-laki tersebut, kami
pun bergegas untuk mendekati sumber suara. ‘’kenapa pak?’’ tanyaku. Si
bapak-bapak tersebut menjawab dengan nafas yang terengah-engah ‘’ada mayat de
di atas bukit itu (sambil menunjuk ke arah bukit yang di maksud)’’. Ternyata si
bapak adalah seorang pemburu musang yang pada saat di perjalanan pernah bertemu
dengan kami. Dia membawa sekitar empat ekor anjingnya. Si bapak pun langsung
pergi untuk melaporkan kejadian tersebut kepada yang berwajib. Saya dan teman
saya pun langsung kembali ke tempat kemah sebari membawa kayu bakar yang belum
terlalu banyak kami dapatkan. Saya pun menceritakan hal ini kepada teman-teman
saya yang lainnya.
Sempat
kami berenam berdebat untuk memutuskan kemah ini akan di lanjutkan atau tidak.
Karena ada teman kami yang ternyata memaksa ingin pulang setelah mendengar
kejadian ini, mengingat pada saat itu yang mendirikan kemah di Talaga Bodas hanyalah
kelompok kami saja, artinya tidak ada lagi yang berkemah selain kami disana.
Namun setelah teman-teman yang lain mencoba menenangkan teman saya yang ingin
pulang tersebut, mengingat hari sudah mulai gelap dan keadaan pun sedang turun
hujan pada saat itu, akhirnya kami pun memutuskan untuk berkemah semalam saja
disini dan besok pagi kami langsung berencana untuk pulang.
Sekitar
pukul pukul 22.00 ketika kami sedang asyik-asyiknya mengobrol, tiba-tiba datang
sekelompok orang yang menghampiri tenda kami. Aaahh begitu kagetnya kami,
ternyata itu adalah para warga yang dikerahkan oleh kepolisian daerah sekitar
untuk membantu proses evakuasi mayat yang tadi ditemukan di atas bukit. Begitu senangnya
kami, seakan ada cahaya yang datang menerangi kami di gelap dan seramnya tampat
ini.
Teman
kami yang tadi sore mengajak kami untuk pulang, menyarankan kembali kami untuk
pulang saja, dengan cara kita menumpang mobil rombongan warga atau polisi yang
pada saat itu sedang mengevakuasi mayat. Kami pun berunding kembali untuk berencana
ikut pulang dengan rombongan tersebut. Akhirnya kami pun setuju dengan saran
teman kami kali ini. Setelah di kaji bersama memang lebih baik kita pulang saja,
karena keadaan di telaga pada saat itu cukup mencekam. Ditambah banyak sekali
gangguan dari hewan liar disana, terutama babi hutan yang sesekali mendekati
tenda kami karena mencium harumnya makanan yang kami masak. Cukup banyak memang
babi hutan pada saat itu yang menunjukan wujudnya secara terang-terangan kepada
kami dan hal tersebut semakin membuat kami ketakutan.
Kami
pun akhirnya mencoba untuk meminta bantuan kepada polisi dan warga agar kami
bisa ikut pulang dengan rombongan mereka ke kota. Tetapi sungguh kecewanya kami
pada saat itu ternyata mobil polisi dan mobil yang di tumpangi oleh warga sudah
sangat penuh sesak. Kami pun kebingungan, karena pada saat itu perlengkapan kemah
sudah kami bereskan termasuk tenda yang kami pakai tadi. Kami pun mencoba
melobi pak polisi agar kami bisa di ikutkan pulang dengan rombongan bagaimana
pun caranya. Tetapi tetap saja mobil yang dipakai sudah benar-benar penuh
sesak.
Saat
kami sedang berbincang dengan para polisi, dari kejauhan rombongan tim evakuasi
datang dengan membawa mayat yang sudah terbungkus dengan kantung mayat
kepolisian. Mendekat ke arah kami dan memasukan mayat tersebut kedalam mobil jenazah.
Pada saat itu polisi menyarankan kami agar ikut bersama mobil jenazah saja
untuk pulang. ‘’ade-ade ikut saja dengan mobil jenazah ini, jangan sampai
berkemah disini pokoknya’’ kata salah seorang polisi. Wooww luar biasa keadaan
ini memacu adrenalin keberanian kami. Apa mau dikata kahirnya kami pun setuju
dengan tawaran pak polisi ini. kami bergegas masuk kedalam mobil jenazah itu,
yang didalamnya sudah terbaring sesosok mayat yang tadi sore ditemukan di atas
bukit. Kami pun memulai perjalanan menuju kota Garut untuk membawa mayat ini
kerumah sakit umum di Garut untuk di otopsi. Jalanan cukup curam, dipenuhi dengan
turunan dan tikungan yang sangat tajam. Sesekali si mayat bergeser ke arah saya
karena begitu terjal dan curamnya jalan.
Haah
akhirnya pukul 01.00 dini hari kami tiba di Rumah Sakit umum kota Garut. Dan
bergegas pulang ke rumah teman saya yang terdekat disana !