Celoteh Kecil Rinjani
Masa
kecil aku habiskan di tengah keterbatasan informasi, bagai membumi dalam palung
terdalam keterbatasan pengetahuan. Wajar
bila saat itu aku tak mengerti keadaan luar sana, tak tahu teriknya matahari
pantai, tak tahu juga dinginnya udara ketinggian. Sarana yang bisa menghiburku dengan
informasi hanyalah Televisi dan Atlas kecilku, mereka berdualah yang menjadi
teman setia kala waktu sekolah telah selesai.
Berawal
dari sebuah tayangan televisi yang menunjukan keindahan Gunung Rinjani di
Lombok sana, aku tertegun dengan keindahannya. Ya, walau hanya sekedar melihat
dari balik layar kaca, tapi angan ini melayang serasa dekat dan nyata. Setiap hari
aku membuka Atlas, menghafalkan jalan, memprediksi seberapa banyak nafas yang harus
aku kumpulkan agar bisa sampai di puncak keindahannya. Memang, ini mimpi
seorang anak SMP, yang mungkin hanya akan jadi angan atau asa belaka terlindas
oleh konsistensi waktu.
Tapi
kawan, percayakah kalian jika selang tujuh tahun kemudian aku bisa berdiri
disana! Di tempat paling indah yang pernah aku kunjungi, di bukit yang menari-nari
senja di ufuknya, di puncak yang membiru luas atapnya, dengan tanah lembut nun
subur membasuhnya.
Berakar
dari keberanian bermimpi, sudah seharusnya aku berterimakasih pada masa
kecilku. Yang sudah menanam investasi kenyataan masa depan di alam bawah
sadarku. Aku rindu masa kecilku, aku rindu keberanianku, aku rindu Imajinasiku,
untukmu wahai jiwaku, belajarlah dari jiwa kecilku, agar fluktuasi mimpimu tak
tergilas konsistensi waktu.
Informasi Transportasi
dan Biaya ke Rinjani
Bandung –
Lempuyangan (Kereta Kahuripan) Rp. 86.000
Lempuyangan –
Banyuwangi (Kereta Sri Tanjung) Rp. 96.000
Banyuwangi
(pelabuhan Ketapang) – Bali (Gilimanuk) Rp. 7.000
Gilimanuk – padangbai
(Bus) Rp. 40.000
Padangbai – Lembar
(Kapal Ferry) Rp. 40.000
Lembar – Aikmel (mobil
elf) Rp. 35.000
Pasar Aikmel – Sembalun
(Pickup) Rp. 25.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar