Oleh
: Ahmad Fauzi Ridwan
Jrsn : Pendidikan Manajemen Bisnis UPI 2013
NIM : 1304571
Sudah siapkah Indonesia Menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015
? Untuk menjawab pertanyaan ini sepertinya Indonesia masih perlu mempersiapkan
kata-kata nya untuk mengelak belum siap, mengalihkan topik atau bahkan
mengkambing hitamkan persoalan lain. Ya, memang sudah menjadi sebuah rahasia
umum bagi kita mengetahui perekonomian indonesia saat ini sedang mengalami
dilema yang cukup pelik. Memang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013
mengalami pertumbuhan sebesar 6%, akan tetapi apakah dengan kenyataan tersebut
bisa menjamin Indonesia mampu bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 dengan
negara-negara lainnya di ASEAN?.
Masih belum tentu, kalau kita flashback kembali dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun
2013, masih terdapat beberapa hal yang terlupakan dan seharusnya sudah selesai
di kerjakan pemerintah. Terutama dalam hal peningkatan infrastuktur dan Sumber
Daya Manusia yang dalam kenyataannya akan sangat begitu di butuhkan untuk
bersaing pada Pasar Bebas ASEAN 2015. Menurut para Ekonom Bank Dunia, mereka
menilai seharusnya Indonesia terlebih dahulu mengurangi berbagai hambatan
Infrastuktur. Karenanya, mereka menyarankan pemerintah menginvestasikan dana
lebih besar untuk bidang Infrastuktur. Tak cukup dengan dana investasi
besar-besaran, Indonesia juga harus meningkatkan kemampuan tenaga kerjanya baik
skill maupun kualitas kerjanya. Karena pada kenyataan di
lapangan para pekerja Indonesia itu ternyata hanya unggul dari segi kuantitas
saja bukan kualitas.
Untuk itu fokus pemerintah terhadap target pertumbuhan
ekonomi yang di canangkan dapat mencapai 7% di tahun 2014, jangan sampai
melupakan sektor-sektor ekonomi lainnya yang cukup vital. Serta seluruh
masyarakat Indonesia Harus paham dan pemerintah harus sudah mulai
mensosialisasikan tentang pasar bebas ASEAN ini kepada masyarakat Indonesia.
Agar seluruh masyarakat indonesia bergegas mempersiapkan diri menyambut
liberalisasi perekonomian terutama para Mahasiswa selaku orang-orang intelek.
Kalo siap-sipa sepertinya indonesia telambat ,kalah start..lebih baik kalo menurut aku sorangan yah meningkatkan sektor UKM dan industrialisasi karena kalou terdapat dambak nilai tukar rupiah sektor seperti UKM tidak begitu parah meruginya.dan bagi pemerintah mengurangi suplai impor dan memperbaiki kualitas produk pangan INDONESIA agar tidak terlalu tergantung kepada negara lain yang berakibat kita jadi "boneka mainan" kaum kapitalis..
BalasHapus